Monday, November 30, 2015

Food and Teeth

How to make our body healthy...

If we don’t eat by balanced diet or drink lots of water we will get sick easily, we will have so many activities so we should eat healthy foods, drink lots of water, take enough rest and exercise in the morning so our body can grow and develop well.

 If someone is lack to exercise, eat healthy food and balanced diet, drink lots of water or take a rest they may get sick easily.

Our body needs a lot of energy to do our activities, because of that we have to drink lots of water probably 9-13 glasses of water or more. Vitamins will help our body healthy, strong and grow develop; these are the different types of vitamins:

Vitamin D

Vitamin D will make our teeth and bones strong, it comes from the morning sun not the afternoon sun, when we have cold or cough we have to go out in the morning sun and exercise or do activities then the sun will make you feel better. Sometimes liver, fish oil, butter, cheese, milk and mushrooms are rich in vitamin D.

Vitamin C

Vitamin C will make you healthy and grow develop. Like vegetables and fruits including chilly are rich in vitamin C.

Vitamin B

Some Vitamin B will shape the hemoglobin (blood cells) for our body. Like wheat, beans, eggs, meat and vegetables are rich in vitamin B.   

Vitamin A

Vitamin A will make our skin and hair smooth, soft and healthy. Like cow livers, milk, butter and fish are rich in vitamin A.
To make our body healthy and slim we have to exercise in the morning before having breakfast and after you drink a glass of water.


FOOD

Why do we need food?
We need food to give us energy for our activities, to make our body even healthier and to make us grow healthy and developed.
        
Activities:
Ø We work.
Ø We relax.
Ø We talk.
Ø We dance.
Ø ETC.     

Food has Nutrients….
Each food has different kinds of nutrients. These nutrients are called carbohydrate, protein, fats, vitamins and mineral.

Carbohydrate gives you energy.
Bread, potatoes, corn, rice and cereal are rich in carbohydrate.

Protein protects the bones, teeth and muscles to make it even stronger.
Meat, fish, eggs, milk, cow brains and beans are rich in proteins.

Fat helps us to store energy and keep our body warm.
Meat, milk, butter, oil, cream and sugar are rich in fats.
Vitamins and minerals helps our body to stay healthy and grow develop. Calcium is just an example for minerals; vitamin A and C are just examples for vitamins.

Examples:
Vitamin A is good for our skin, hair and eyes.
Carrots and mangoes are rich in vitamin A.

Vitamin C protects our body from falling sick easily.
Oranges and kiwis are rich in vitamin C.

Calcium makes our bones and teeth even stronger.
Spinach and milk are rich in calcium.

TEETH

Why do we have teeth?

We need teeth to chew, grind, cut and bite our food.
We have 20 milk teeth and 32 permanent teeth. Our milk teeth started to grow when we are about 6 months old , when we are about 7 years old our permanent teeth started to grow and when we are about 12 years old all our permanent teeth already have grown.

What are the names of the teeth and jobs?

In the front of our teeth there are Incisors. Incisors cuts the food when we bite into the food.
After incisors there are canines. Canines tears food with its sharpest end , they are sharper than incisors.
Premolars have flat surface at the end . Premolars chew and crush food to smaller pieces.
Molars have the flattest surface than premolars. Molars chews and grind food to make it even softer before going into the digestive system.

Why do we have to take care of our teeth?

We should take care of our teeth because if we don’t take care of our teeth bacteria monsters will come to your teeth and they are going to make sure you have a tooth/gum ache or to make sure your teeth will never existed in our whole lives. So we have to take care of our teeth by eating a balanced diet or eating healthy foods that are good for you, drinking lots of milk and water , brush teeth our six times a day, clean our gum and using a floss three times a day after eating.

#food #teeth #healthy #vitamins

The Picture in My Bedroom

BRAKK!
Bau debu dari buku-buku lama dan barang-barang antik, mengalir menusuk hidungku. Tanganku mencoba meraih di dalam gulita, mencari saklar lampu di permukaan dinding berbeledu. Ketika tiba-tiba, aku merasa sebuah saklar tepat dibawah jari-jariku. Aku menekan tombolnya. CLIK! Hmm… Tak ada yang terjadi. Clik! Clik! sekali lagi kuulangi.

“Ayah! Lampunya tidak bisa nyala.” aku memanggil keluar, sedikit sebal kepada ayahku yang sedang membongkar garasi mobil kami.  

Meskipun suasana rumah yang baru saja kami ambil alih dari pemiliknya yang sudah renta, terasa sangat membosankan dan tua, ayah dan ibu masih saja girang untuk pindah ke tempat ini. “Ah, tidak apa-apa kok, sayang. Nanti ayah panggilkan tukang listrik kan gampang.” ayah menjawab, senyum lebar terpampang di wajahnya, berjalan menghampiriku sambil memberikanku tas duffel ungu . 
Wajahnya berbelepot oli kering dan debu.

Aku tidak menunjukan wajah berperasaan sama sekali, tanpa memberi jawaban kepada ayah, aku seakan menyeburkan diri ke dalam kegelapan, tak peduli lagi. Suara sepatu bootku memukul anak tangga tua menuju ke lantai dua, terdengar di dalam kegelapan ruangan. Semetara kedua tanganku tetap meraba ke sekeliling, mencari jalan menuju kamarku di loteng.

Clop, clop, clop.

Selama berjalan menuju kamar loteng, aku sering menabrak furnitur antik yang ditempatkan di sepanjang lorong. “Ugh, kenapa sih banyak sekali furnitur disini? Aku pikir semuanya sudah dibuang atau dipindahkan ke tempat lain.” gerutu-ku.

Perjalanan menuju kamarku lumayan jauh. Mungkin karena berjalan dalam kegelapan, pikirku. Akhirnya, tanganku merasakan sesuatu bulat dan licin, menonjol dari permukaan yang sedikit kasar. 

Aku menduga benda ini adalah pintu kamar loteng; aku memutar kenop pintu tersebut dan mendorongnya. Suaranya menghasilkan suara denyit tua yang menyeramkan. Sesuatu berhasil menerangi ruangan. Cahaya yang masuk melalui jendela, dari balik juntai tirai kelabu. Ah, mengapa harus kelabu, aku tidak menyukainya. Begitu suram. Aku bisa melihat keseluruh ruangan. setiap sudutnya meski cahaya kecil itu muncul dan tenggelam karena sapuan angin meniup tirai. menutup cahaya dan terbuka lagi. Aku lupa menutup jendela kamar sore tadi.

Sebuah ranjang besar dengan kanopi merah velvet dan tiang-tiang berukir anggur dengan hiasan daun sulur, lemari antik besar kokoh coklat tua, dua pasangan kursi berlengan dengan kain penutup warna tanah dan sebuah meja kopi di ujung ruangan dekat jendela putih berhias tirai penutup dua lapis. Satu sisi tembok dipenuhi rak buku putih menempel yang dilengkapi deretan buku-buku lama; membungkus atmosfir dengan bau buku lama. Semua barang-barang ini cukup menangkap perhatianku, tetapi tidak sebanyak perhatianku pada foto dalam pigora tua yang menggantung miring di tembok kamar bagian sisi kiri dan kanan tempat tidur besar. Di foto itu terdapat seorang anak kecil berkepang dan berbaju gaun putih sederhana.

Ia terlihat cantik, pikirku sambil bersenyum kecil. Di ujung mataku, aku kira aku telah melihat sebuah bayangan anak kecil di pojok ruangan; aku berputar memindai area tersebut untuk mencari petunjuk di sekitar tempat itu. Sayangnya, bayangan itu hanya imaginasiku. Atau… mungkin tidak?

***

Pagi hari berikutnya, di awal pagi, ibu dan ayah sedang mengurus pajak rumah kami ke kota. Adikku masih terlihat tenang membaca novel mini kesukaannya diata ayunan ranjang teras belakang. Sementara itu, aku sedang mengeksplorasi taman belakang, sambil memainkan permainan hopscotch. Pada saat itu, yang kukira hanya khayalanku belaka, ada seorang anak yang persis mirip dengan anak perempuan di foto di kamarku, sedang berlari-lari melewatiku dan menghilang di area pepohonan lebat, hutan pinus belakang rumah.

“Hah?!” aku terlonjak kaget kebelakang. aku bertanya kepada diriku sendiri, “Siapa sebenarnya gadis ini?” mengetuk dagu dengan jariku, memperhatikan deretan pohon pinus, tempat gadis itu ditelan tak bersisa bayangannya.

***

Makan malam tiba, dan kita semua sedang asyik menikmati puding cokelat di ruang makan. Aku mengangkat suaraku. Kuceritakan tentang anak perempuan yang aku lihat sejak kami pindah. Adikku, Emily, berpikir bahwa itu hanya khayalan konyolku saja, dan dia mungkin saja benar.

“Emily benar, Penelope. Mungkin itu hanya sekedar imaginasi-mu saja.” ibu mengangguk, setuju, memanggilku dengan nama panjangku. Ayah pun ikut setuju.

“Ya,” aku menggantung kepalaku, menatap lantai, “mungkin saja.”

Sambil merapikan bantal dan ranjang, aku menyenandungkan lagu Celine Dion yang dimainkan di radio. Malam itu, semua orang dirumah sedang tidur di lantai bawah, kecuali aku yang masih tetap terbangun, mendengarkan radio tua yang tidak dipakai di kamar itu. Tiba-tiba channel radio berubah kacau balau. Percakapan-percakan orang dalam berita, dan lirik-lirik lagu terpotong-potong, seakan menyusun kalimat.

Kamu harus.” seorang pembawa acara berkata, lalu dipotong. “Pergi. Dari sini. Dia akan. Membunuh. Mu.” mulai dari selebriti, nara sumber talkshow, dan polisi berbicara dalam satu kalimat yang membuatku gugup.

Saat itu juga, aku merasa kakiku diseret. Sesosok seperti pria besar dengan jari-jari panjang dan tajam, badannya tinggi, matanya merah, dan dia membawa pisau yang sudah diasah tajam, menarikku kasar. Aku tidak bisa berteriak, tidak bisa menjerit untuk meminta bantuan; suaraku tenggelam, tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantuku, aku diam saja, menatap kosong pada makhluk tersebut.

“Tolong.” aku hanya bisa berbisik dengan suara yang serak.    
Makhluk itu menyeretku sampai ke ruang kloset, dan melemparku kedalam ruangan gelap. Kedua tanganku diikat dengan tali coklat. Aku bukan penggemar kegelapan, tapi jika terpaksa, aku tidak keberatan. Tiba-tiba, pintu terbuka lebar, menunjukkan sosok anak perempuan seperti anak yang berada di foto di kamarku. Ia tersenyum manis, berjalan pelan-pelan menuju ke arahku, dan memberikanku sebuah pisau.

Aku menggambilnya dengan telapak tanganku yang agak longar, dan memotong tali yang mengikat. Bebas! aku memberinya ucapan terima kasih, sebelum meluncur ke lantai bawah, mencari orang tua dan adikku. Aku tidak meninggalkan satu pun tempat yang belum aku cari. Tapi, tidak ada tanda-tanda dimana mereka berada atau kemana mereka pergi. Saat aku mulai kehilangan harapan, aku mendengar tembakan keras dari lantai atas. Aku segera berlari menuju tempat dimana suara itu berasal, dan menemukan pria yang mencoba membunuhku di lantai dengan lubang peluru di dadanya. 
Ayah, ibu, dan adikku semua ada di sebelahnya, duduk ketakutan. Tidak ada satu pun dari mereka membawa pistol.

Aku tersenyum lega; keluargaku diselamatkan oleh hantu perempuan.

Suara pintu depan terbuka terdengar dari lantai atas, hantu itu pergi keluar dari rumah. Dia sekarang bebas dari tugasnya untuk membunuh siapapun pria itu. Tugasnya untuk menyelamatkan keluarga yang akan tinggal dirumah ini selesai. 

Saturday, November 21, 2015

The Greedy Queen

A queen dressed in white-grey coat was taking a walk through the forest. She was a queen from a faraway kingdom called Crescentia, and her name was Eadlyn. She was a greedy and mean queen. She loved gold and all shiny stuff. Although the queen was mean and greedy, she was very beautiful; she had hair as dark as dark chocolate, and eyes as green as grass.  

When she was in the middle of her stroll, she saw the tree of Golden Apples The tree of Golden Apples was known for its shimmering golden apples that could give everlasting beauty. She ran to the tree and picked the golden apples. Just when she was picking one of the apples, an invisible door opened from the bark of the tree that leads to an underground chamber. The curious Eadlyn tiptoed down the path and the door immediately locked her inside as soon as she stepped in.

She was imprisoned inside the tree for six months. Yet, she still survived without food, water, or warmth of fire. Day after day, the queen transformed into a hideous beast that reflected the unwanted bad personality inside of her. It was a curse for her greediness. And she was ready to break out of her prison.

Six months later – after years of being trapped and not being found – the Crescentia kingdom had a new ruler; Queen Eadlyn’s niece, Princess Isla. The princess was really kind, friendly, intelligent, and generous. She was more beautiful than her own aunt Eadlyn; she had shimmering golden hair and endless blue eyes.    

One snowy night, when everyone had fallen asleep, Queen Eadlyn was in her hideous beastly new look, she quietly plunged out of the tree and crept into the nearest village to kill her used-to-be subjects. The curse had caused her to become a true monster.
She broke the hinge of one of the villagers’ door and slid quietly into the main bedroom, where a farmer and his wife were sleeping with their baby in their arms. She held up a golden dagger as pointy as a spindle on a spinning wheel, and stabbed.

Meanwhile, Princess Isla was in the throne room, receiving terrible news from her guards about the multiple murdering happening in the villages. She panicked, until one of the royal guards volunteered to end the beast once and for all. The young ruler didn’t know that the monster was actually her aunt Eadlyn; the former ruler of Crescentia.

Soon, the royal guard found himself encountering the beast. And just when the beast was about to scratch its deadly claws into his face, in a quick flash, he sliced the beast to half; putting an end to it.  


Written by: Asha, my little 8 years old sister
Edited by: Me